Siapapun dirimu...
Kau hanya menghapus goresan maya kita, tapi tidak untuk realita kita.
Siapapun dirimu...
Kau hanya memutuskan hubungan dunia maya kita, tapi tidak untuk hubungan dunia nyata kita.
Waktu itu aku berjalan menuju tempat ruang transit di Bandara. Aku terus kefikiran tentang dirimu yang tak ada kabar selepas kepergianku. Aku berusaha berfikir positif, oh ya mungkin sedang pergi dan tidak ada sinyal atau mungkin belum sempat membeli pulsa. Aku pun mencoba menenangkan diriku dan berharap kau baik-baik saja disana. Aku sudah mencoba menahan diriku agar tidak membuka sosial media karena takut kalo melihat hal-hal yang tak diinginkan. Tapi rasa penasaran ini tinggi dan tidak tahu kenapa hati ini mengatakan "buka sosial mediamu". Aku pun akhirnya membukanya, dan tidak ku duga sama sekali aku melihat profil berandamu sudah ada nama indah yang kau tulis di bio mu. Dan pada hari itu juga pada jam 13.30 dia melakukan interaksi memberikan semangat kepada nama yang indah itu. Aku juga melihat coretan indah dan yang biasa-biasa saja untuk diriku juga dihapus semua. Hatiku pun berkecamuk, sakit, kecewa, muka langsung merah, air mata tak bisa ditahan. Aku sudah menahan diriku agar tidak marah dengan dirimu. Ini di luar logikaku, aku marah-marah lewat sms. Namanya juga lagi emosi. Setelah aku wudlu melakukan sholat azhar waktu itu, aku berdoa dan terus berdoa menangis dalam sujudku. Sempat terlintas di pikiranku kenapa tega seperti ini, kenapa saat aku pergi dia malah jadi begini. Tapi itu hanya fikiranku saja. Aku tidak tau apa yg terjadi kenyataannya.
Aku kembali ke ruang tunggu transit, aku dzikir biar tenang dan dikuatkan. Aku mulai perlahan menata hati dan pikiran, tujuanku pergi bukan untuk memikirkan dirimu dengan dirinya, bukan untuk hal semacam itu. Aku mencoba berfikir yasudah mungkin aku bukan yang dia mau.
Seminggu aku pergi, akhirnya aku kembali ke kotaku. Berkecamuk lagi dalam hatiku, aku datang dan kembali nanti suasananya udah beda tapi ya tetap aku harus menjalaninya. Aku kembali dan mengikuti aktifitas lagi di kampus. Jujur aku tidak pernah terlepas dari bayang-bayangmu dan aku selalu kepikiran tentang dirimu. Kecewa, cinta, tapi aku selalu merindukannya. Ingin rasanya jiwa dan raga ini bertemu. Tapi aku selalu melarang apa yang diinginkan hatiku, karna aku sudah melihat apa yang terjadi dan aku harus menjaga menghargai siapa saja yang sekarang singgah di sisimu.
Pertengkaran terjadi lagi, adu mulut semua hanya ingin di mengerti. Tapi susah bagiku, aku salah apa? Tiba-tiba mendapat surprise seperti ini. Katamu aku harus mengerti dirimu, mengerti yang gimana lagi? Selama ini aku juga sudah menerima segala lebih dan kurangmu, segala tentang dirimu, aku tak pernah menuntut hal yang tinggi-tinggi, inginku hanya pengen dihargai adanya diriku dihidupmu, salah kah itu? Terlalu muluk-muluk kah diriku? Aku tak pernah membatasi kau dekat dengan siapapun, inginku cuma jangan diumbar. Beratkah itu?
Semua inginku itu tetap tidak pernah kau hiraukan. Kau bilang bukan dirimu yang melakukannya. Lalu siapa?
Yang ku tau itu kau yang punya.
Akhirnya kata maaf terucap dari mulutku, karna aku sudah capek berbicara hal yang sama. Dan kau pun juga meminta maaf.
Hati ini tak bisa meninggalkanmu, selalu luluh dengan kehadiranmu. Hati ini juga selalu gampang memaafkan apa yang telah kau perbuat.
Oke, aku menerima kalo akunmu dibajak. Walaupun aku tidak percaya semua itu.
Setelah itu, kita bertemu lagi, masih dengan keadaan seperti dulu, kita kencan seperti dulu lagi. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa. 3 hari berturut-turut kita selalu ketemuan. Dan kita pergi ke luar kota. Pas nyampe kota sebelah, aku otak atik hp ku, dan akun twitermu nyala, kamu retwett statusnya. Padahal waktu itu kamu tidak main hp, dan tidak mungkin membuka twitter. Aku mulai paham dan percaya kalo ada orang yg memakai akunmu. Aku tidak membahasnya. Kita jalan-jalan d kota orang berdua ga jelas hehe seneng banget pokoknya.
Kita balik ke jogja dapet tiket jam 8 malam. Kita nunggu di stasiun lumayan lama. Sesampainya jogja aku membuka twitter lagi. Aku sengaja pgn lihat profilmu, tapi retwett tadi sudah hilang. Aku cuma diam tidak membahas itu.
(Bersambung)
No comments:
Post a Comment