Sabar dan ikhlas mungkin itu yang harus ku pelajari lebih dalam. Memang tidak mudah, tapi aku terus berfikir tidak mengikuti ego ku, tidak memaksakan oranglain mengikuti apa yang kita mau. Selama ada Allah di hati ku, aku yakin tak kan pernah menderita.
Bukan aku yang ingin menguasai, bukan aku yang ingin selalu menjadi pemenangnya. Semua itu jauh dari diriku. Aku tidak akan tega, membangun kebahagiaanku sendiri di atas air mata orang lain. Tidak munafik, aku sudah bahagia jika melihat kau lebih bahagia.
Tidak menjadi masalah, apa nanti yang dikatakan semua orang. Mereka hanya sebatas menilai dari luar. Tak perlu juga menjelaskan sedalam apa kita dulu menjalani waktu bersama.
Aku tak kan pernah lupa. Kau melukiskan warna yang begitu indah di kertas hidupku, yang tak kan bisa terhapuskan oleh apapun. Kau sosok yang bijak, yang membuatku merasa aman dan tenang dalam keadaan apapun.
Banyak hal yang senada seiya sekata, yang membuat aku terlalu nyaman kepadamu, hingga aku lupa bahwa semua ini bisa pergi. Aku yang salah, aku terlalu menggantungkan kebahagiaan kepadamu, hingga saatnya kau pergi, kebahagiaan itu juga pergi.
Banyak waktumu yang kau relakan hanya untuk diriku, jauhnya jarak, dinginnya malam, panasnya siang tak menyurutkanmu hanya untuk membahagiakan diriku. Aku mencintaimu.
Kamu adalah orang yang tetap sejuk walopun sedang di tempat yang panas, kamu adalah orang yang tetap manis walopum sedang di tempat yang pahit, kamu adalah orang yang selalu tenang walopun sedang ada badai yang dasyat. Aku mencintaimu.
Indahnya dirimu, tak kan bisa semuanya ku ungkapkan dalam kata, tapi aku selalu merasakan tentang dirimu.
Alhamdulillah, aku bersyukur telah dipertemukan kepadamu orang yang lebih dari sempurna.
Aku mencintaimu. -A-
No comments:
Post a Comment