Sunday, 1 March 2015

Memang, Aku Bukan Dia.


Memang, aku bukan dia yang selalu meyakinkanmu dengan kata-kata indahnya, aku mempunyai cara tersendiri untuk membuktikan bagaimana jiwa raga ini tulus kepadamu.
Memang, aku bukan dia yang pandai membuatmu bahagia dengan segala perhatian di setiap hari-harimu, tapi aku tidak pernah mengenal panasnya siang, dinginnya malam, derasnya hujan, untuk selalu berusaha membahagiakan kamu.
Aku? Aku hanya orang biasa yang awalnya hanya ingin mengagumi seorang yang begitu indah dan tinggi. Mungkin aku sudah lupa dengan mimpi saat pertama itu, “mengenalmu udah bersyukur”, karena aku juga tidak membayangkan akan menjadi sejauh ini sebelumnya. Ya, aku memang hanya seperti perahu yang tidak pantas untuk bersandar di dermaga yang indah seperti dirimu. Masih banyak kapal yang indah, yang pantas bersandar di dermagamu.  Aku bukanlah perahu yang ingin bersandar di dermagamu hanya ketika badai laut menghantam tapi aku ingin menjadi perahu  yang setia berlabuh setiap hari di dermagamu. 
Perahu yang bersandar di dermagamu seperti perahuku, hanya menjadi bahan hinaan dan hujatan kapal-kapal lain yang mewah dan megah. Karena bagi mereka dia tidak pantas untuk bersandar dan berlabuh di dermagamu. Padahal perahuku juga terus berusaha mencari hasil laut hanya untuk mencukupi kebutuhan dermaga mu.
Mungkin dermaga mu hanya merasa kasihan dan tidak enak hati kepada perahuku, karena hari-harinya selalu ada di dermagamu, padahal perahu itu juga tahu jika dermagamu hanya menginginkan kapal yang indah di ujung jauh sana. Dan aku tahu, dermagamu berusaha menarik hati kapal yang jauh di sana agar singgah di dermagamu.

Tapi tak apa, perahu itu tempatnya bukan di dermaga, ia lebih pantas bersandar dan berlabuh di pantai yang indah. 

1 comment: