Sekitar beberapa bulan kemarin, saya
berniat liburan ke Bandung bersama salah satu teman saya. Teman saya kuliah ini
rumahnya ada di Karawang dan kami memutuskan untuk ke Karawang dulu sebelum
melakukan perjalanan ke Bandung. Kami berangkat dari Stasiun Lempuyangan menuju
Stasiun Cikampek. Pada hari itu juga kondisi teman saya sedang kurang fit, tapi
dia memaksakan untuk tetap pulang, mungkin karena tidak enak sama saya. hehe
Sampai di Karawang teman saya itu ternyata
sakit tipus dan harus opname. Saya pun sedih, sedih karena melihat teman saya
lemah tak berdaya dan juga sedih karena memikirkan liburan ke Bandung yang
menjadi tujuan utama saya.
Singkat cerita, setelah saya 2 hari di
Karawang saya memutuskan melanjutkan sendiri ke Bandung, karena saya sudah membeli
tiket pulang dari Bandung. Saya sebenarnya sudah tahu kalau pemesanan tiket itu
bisa dibatalkan, tapi saya tetap ingin ke Bandung.
Sampai di Bandung saya menginap di salah
satu rumah temennya temen saya. Bingung gak? Haha ya gitu lah pokoknya. Esok harinya,
bertepatan hari Minggu saya jalan-jalan muter-muter di Bandung naik bus damri.
Dari Cileunyi menuju ke Masjid Raya Bandung. Sampai di sana saya muter-muter di
sekitaran Masjid Bandung.
Saya foto-foto di daerah Braga dan cuma
jalan-jalan, eh nemu Museum Konferensi Asia Afrika. Dan akhirnya saya
memutuskan untuk masuk ke Museum itu. Masuk Museum KAA tidak dipungut biaya
kok. Tenang aja hehe.
Museum Konferensi Asia Afrika merupakan
museum yang digunakan mengenang peristiwa Konferensi Asia Afrika yang menjadi
sumber inspirasi dan motivasi bagi bangsa Asia-Afrika. Museum ini menyajikan
informasi-informasi yang berkaitan dengan KAA. Di dalam museum ini di bagian
dekat pintu masuk ada seperti ruang pameran yang memamerkan
dokumentar-dokumentar tentang KAA. Selain itu juga terdapat perpustakaan dan
ruang audio visual. Di samping kiri pintu utama juga terdapat seperti
koran-koran yang di pamerkan yang intinya juga mengenai KAA. Terdapat
pula galeri foto mengenai Gedung merdeka dari masa ke masa.
Di dalam museum ini juga terdapat koleksi
benda-benda tiga dimensi seperi suasana saat sidang pembukaan KAA, mesin ketik
yang dipakai saat KAA. Terdapat pula miniature yang menggambarkan saat Presiden
Soekarno berpidato. Keren deh pokoknya, saya mulai mengitari dalamnya museum
KAA, pas udah mau sampai pintu keluar ada bendera dari beberapa negara.
Saran saya, sebagai calon pustakawan, kalo
kita pergi ke suatu tempat misalnya luar kota, kunjungilah perpustakaan atau
museum yang ada di daerah tersebut agar bisa menambah wawasan. :)
hiburan di wisata bandung harus nyempetin nih liburan akhir tahun
ReplyDelete